Monday 5 October 2009

Makalah Manusia dan Cita serta Harapan

- i -MAKALAH
MANUSIA DAN CITA-CITA
SERTA HARAPAN

Untuk melengkapi mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
Disusun oleh:
1. Rachmat S
2. Romadhon
3. Sudarwono
4. Sugiyono

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL SEMESTER 3A
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2008
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang diberi judul “MANUSIA DAN CITA-CITA SERTA HARAPAN”.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga menjadi lebih baik. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun menyadari bahwa disana-sini dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruannya. Penyusun dengan senang hati menerima koreksi dan teguran dari pembaca untuk kelengkapan dan perbaikan makalah ini.
Untuk itu penyusun menyampaikan maaf dan ucapan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Wonosobo, November 2008

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II MANUSIA DAN HARAPAN SERTA CITA-CITA 3
A. PENGERTIAN 3
B. SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN 3
C. MAKNA CITA, ANGAN, KEPERCAYAAN 4
BAB III PENUTUP 6
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggalpun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan. Misalnya, Udi yang hanya mampu membeli sepeda, tidak mungkin mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si Pungkuk merindukan bulan".
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh bosan berdoa. Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia. Tiap manusia mempunyai harapan dan sudah barang tentu mempunyai kepercayaan kepada Tuhan YME. Karena itu wajarlah kalau harapan itu banyak menimbulkan daya kreativitas seniman untuk mencipta seni. Banyak hasil seni seperti : seni sastra, seni patung, seni film, seni lukis, seni musik, filsafat yang lahir dari kandungan harapan dan kepercayaan.
Tuhan adalah tumpuan segala harapan. Kepada Nya kepercayaan diutamakan sepenuhnya. Berhasil tidaknya suatu harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan.


Dengan terbahasnya masalah kehidupan manusia ini, diharapkan kita semua terbuka hari dan pikiran, sehingga mempunyai persepsi, penalaran, wawasan yang luas dan mendalam tentang kehidupan manusia yang tertuang dalam hasil budaya. Dengan melalui hasil budaya bangsa diharapkan pula kita akan dapat memahami dan menghayati tingkah laku, norma-norma sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam hasil budaya itu, sehingga kita akan lebih manusiawi sebagai salah satu ciri manusia Indonesia seutuhnya.
















BAB II
MANUSIA DAN HARAPAN SERTA CITA-CITA

A. Pengertian
Harapan berasal dari kata harap, artinya kengininan supaya sesuatu terjadi, sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati seseorang yang datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mepunyai keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa.
Selama masih hidup, semua orang mempunyai perasaan untuk berharap. Kadang kala seorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidupnya. Ketidak seimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya : putus asa, selalu termenung, frystasi dan sebagainya.

B. Sebab manusia mempunyai harapan
1. Dorongan kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia diciptakan oleh Tuhan
Dengan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan , sebenarnya hewan juga memiliki kodrat tapi yang membedakan adalah manusia mempunyai budi dan kehendak. Budi adalah akal, kemampuan untuk memiliki. Dengan budinya manusia mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam diri manusia sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat. Kita dapat melihat sepanjang jaman manusia selalu hidup berkelompok, bermasyarakat, hidup rukun.
2. Dorongan kebutuhan hidup
Sudah menjadi kodratnya manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan yang pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi :
o Kebutuhan jasmaniah
miasalnya: sandang, pangan, papan
o Kebutuhan rohaniah
misalnya: kebahagian, kepuasan, keberhasilan, hiburan.

Menurut Abraham Maslow, kebutuhan atau harapan manusia dikategorikan menjadi lima :
1. Harapan untuk memperoleh kelangsunga hidup
2. Harapan untuk memperoleh keamanan
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
4. Harapan memperoleh status atau diterima diakui lingkungan
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita- cita

C. Makna cita, angan, kepercayaan
1. Makna cita- cita
Cita adalah hati, cita- cita adalah suatu keinginan yang terkandung didalam hati karena itu cita- cita berarti keinginan, harapan dan tujuan tetapi harus ada pembeda antar cita- cita/ harapan dengan angan- angan karena sering kita lihat definisi cita- cita itu sama dengan angan- angan.


2. Makna Angan- angan
Angan- nagan bisa diartikan khayaln yaitu sesutu yang susah dan jarang terwujud dalam realita kehidupan. Orang yang pandai berkhayal tidak akan terjadi dinamika dalam kehidupanya karna hidupnya penuh ilusi.

3. Makna Kepercayaan
Percaya berarti mengakui atua meyakini akn kebenaran. Manusia dikaruniani kemampuan jasmani dan rohani sebagai fasilitas yang diberikan oleh Tuhan hendaknya dapat menetukan kemana arah serta tujuan hidup. Untuk membuktikan kebenaran- kebenaran yang diberikan loeh Allah. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar.
Harapan adalah karunia Tuhan, harapan tidak dapat dilepaskan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manisia dalam usaha- usaha mencapai tujua yang diharapkan menggunakan macam jalan, tapi yang terpenting tidak melanggar norma Agama maupun norma hukum.
Dalam usaha kadang kala akan berhasil ataupun gagal, semua itu kehendak Allah, yang paling penting kita selalu berusaha dan berdo’a kepada Allah dan selalu hidup optimis dan percaya diri.







BAB III
PENUTUP

Tuhan adalah tumpuan segala harapan. Kepada Nya kepercayaan diutamakan sepenuhnya. Berhasil tidaknya suatu harapan itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan.
Selama masih hidup, semua orang mempunyai perasaan untuk berharap. Kadang kala seorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidupnya. Ketidak seimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya : putus asa, selalu termenung, frustasi dan sebagainya
Diharapkan kita semua terbuka hari dan pikiran, sehingga mempunyai persepsi, penalaran, wawasan yang luas dan mendalam tentang kehidupan manusia yang tertuang dalam hasil budaya.








DAFTAR PUSTAKA

1. M. Habib Mustopo, Drs. "Ilmu Budaya Dasar, Kumpulan Essay Manusia dan Budaya" (Bandung, 1998, Pustaka Setia).
2. Abdul Kholiq, Drs. " Ilmu Budaya Dasar dalam Perspektif Al- Qur' an" (Wonosobo, 2003, LP3M Unsiq).

No comments:

Post a Comment