Tuesday 13 October 2009

PERBANDINGAN MADZHAB HANAFI DAN MADZHAB MALIKI

PENGERTIAN MADHAB

Pengertian madhab

Asal kata madhab ialah tempat berjalan,aliran.dalam istilah islam madhab adaalah pendapat,faham atau aliran seseorang alim besar dalam islam yang di gelari imam,seperti madhab imam hanafi,madhab imam maliki,madhab imam hambali,madhab imam syafi’I dan lainya.tetapi yang masyur ialah empat imam itu.
Dari zaman dahulu,murid-murid dan penikut-pengikut imam-imam tersebut betebaran disana kemari untuk mengajarkan agama kepeda manusia.masing-masing tentulah menganjurkan pendapat atau madhab imam atau gurunya.
Oleh karena itu penduduk Negara-negara islam menganut beberapa madhab,Afganistan,Turki,sebagian dari mesir,cina bermadhab Hanafi.Indonesia,Malaysia,Philipina,Mesir bermadhab Syafi’i.Maroko dan beberapa Negara di afrika bermahdab Maliki.Sedangkan pengikut madhab Hambali bias jadi ada di Asia kecil,dan pengikut madhab ini terlalu kecil .

Apa sebab terjadinya madhab?

Setelah nabi Saw wafat,,sebagian dari sahabat pergi kemana-mana dengan maksud menyiarkan agama dan kepentingan lain
Tabiin di masing-masing tempat yang menerima hadis-hadis dari sahabat-sahabat itudisampaikan pula kepada ke empat imam itu dan tabiin-tabiin ke empat itu tidak hanya di satu tempat.dari itu hadis yang sampai kepada imam maliki belum tentu sampai kepada imam hanafi dan sebaliknya sedangkan di zaman itu belum ada percetakan,malah belum da kertas untuk penyiaran.leh sebab itu masing-masing imam hanya mencatat hadist-hadist yang smpai kepadanya sehingga dia beramal dan memfatwakan kepada orang lainpun menuurut hadis-hadis itu saja.maka dari sini timbul perselisihan antara pendapat-pendapat imam-imam itu dalam berbagai masalah

















PERBANDINGAN MADZHAB-MADZHAB

Perbandingan madhab-madzhab ialah memperbandingkan satu madzhab dengan lainnya.hal itu berarti bahwa diantara madzhab terdapat banyak perbedan.sebab tidak akan dipergunakan kata kata perbandingan.dan justru untuk mengetahui perbedaanya itulah perlu diadakan perbandingan.
Melakukan suatu perbandingan dengan maksud hanya untuk mengetahui perbedaannya semata-mata,tidaklah ada gunanya dan faedahnya.Aklan tetapi sebaliknya,bila setelah diketahui adnya perbedaan-perbedaan itu dan apa sebabnya kemudian dilakukan perbandingan dan diikuti dengan menatijahkannya melalui pemilihan mana yang lebih baik atau mana yang lebih tepat dan kuat antara beberapa hal hal yang berbeda-beda itu barulah terdapat guna dan manfatanya
Perbedaan sesuatu dengan lainya terutama dalam pendapat dan faham tidak selamanya menunjukkan adanya pertentangan serta mengakibatkan timbulnya pertikaian dan permusuhan.Keputusan pada suatu tempat dan suatu saat dianggap tepat dan kuat pada tempat dan saat termaksud.Perbeddaan itu disebut ikhtilaf tanawwu semacam itu sering terjadi sejak zaman Rasullulah Saw,misalnya Rasullulah telah memberikan dua macam fatwa itu disebabkan perbedaan.Demikianlah ketika beliau mendapat pertanyaan:”balrhkah sesesorang yang sedaang berpuasa mencium istrinya?”Rassullulah menjawab:”Tidak Boleh!”Akan tetapi ketiak ada seseorang bertanya pula dengan pertanyaan yang serupa,beliau menjawab “Naa’am boleh”(H.S.R Ahmad,”musnad Ahmad”hadis n 7054)
Tampak sekali kedua jawaban beliau berbeda tapi setelah diselidiki ternyata bahwa rasullah memberi fatwa”La” terhadap seseorang yang yang kebetulan seorang pemuda yang besar dan kuat nafsu birahinya,sedangkan beliau memberi fatwa “Na’am” kepada seseorang yang ternyata sudah tua dan nafsu birahinya telah berkurang bahkanbleh dikatakan telah lumpuh sama sekali.
Misal kedua ialah tatkala Rasullulah memberikan fatwa kepada seorang sahabat “La laahdab”/jangan marah.padahal Rasullulah pada waktu berhutbah Jum’at suaranya keras,menampakkan berang dan amarahnya ,”wasytadda ghadlabuhu”.Dan keterangan inipun sebenarnya tidak bertentangan:beliau memberikan fatwa “la laghdab”,terhadap seseorang yang bertabiat naik darah,pemberang dan mudah timbul amarahnya.Beliau tidak memfatwakannya hal serupa bila ternyata orang itu “Balidul latifah”yang tumpul sentimenya atau perasannya
Selain dari itu terdapat perbedaan pendapat disebabkan perbedaan dalam ushul atau perbedaan dalam ushul atau perbedan qaidah yang dipakai masing-masing pendapat misalnya apa sebabnya kaum syi’ah berbeda dengan golongan islam lainya ?hal itu disebabkan perberdaan ushul atau qaidah pokok yang dipakai dasar pendapat mereka.Kaum syi’ah tidak menerima hadisserta sah dipergunakan sebagai hujah,bila ternyata rijal hadist sanad itu bukan rawi serta sahabat yang terlah mereka tentukan dan hal itu merupakan ketentuan yang mereka buat tanpa mempertimbangkan pertimbangan lainya kaum syi’ah hanya menerima hadist bila rijal sanad hadist itu yang katanya terdiri dari golongan mereka yaitu Ali bin abi thalib atau putra-putranya atau keturunannya.




PERBANDINGAN MADZHAB HANAFI DAN MADZHAB MALIKI

Madzhab Hanafi

Madzhab hanafi terambil dari nama imam Imam abu hanafiah,Nama lengkap beliau An-Nu’man bin Tsabit bin Zauti.beliau dilahirkan pada tahun 817/700M di kufah,dan wafat pada tahun 15H/767M,dalam sebuah penjara pada zaman pemerintahan Khalifah al-Manshur,seorang Khalifah Bani Abbas
Seluruh masa hidup imam hanifah,beliau pergunakan untuk mengajar dan belajar sehingga bila beliau sedang belajar tamak serang yang tampak haus ilmu pengetahuan dan sebaliknya pada saat beliau dikelilingi murid-muridnya tampak sebagai debuah mata air yang tidak kekeringan dari hari kehari
Pada masa-masa menjelang berakhirnya kekuasaan Bani Umayah,Yazid bin Umar bin Hubairah,Amir di kufah yang memihak kepada khalifah Marwan bin Muhamad,Khalifah keturunan bani Umayah meminta Imam Abu Hanifah untuk duduk menjabat Qadli akan tetapi permintaan itu ditolak beliau oleh karena itu beliau ditudih tidak setia lagi terhadap Bani Ummayah beliau di tangkap dan di hukum dera.Nasib serupa terulang kembali pada masa pemerintahan Abu ja’fa Al-mansyur (754M-775M) yang memerintah abui abas As-Syafah,Imam abu hanifah menolak pula kedudukan Qadli yang ditawarkan pemerintah kepada beliau.Kemudian akibat penolakan beliau ditangkap,dihukum,dipenjara dan wafat pada 767M
Imam abu hanifa sebagaimana halnya ulama yang lain tidak bersedia untuk menolng pemerintah yang dzalim sebab pembantu pemerintah serupa itu sama saja dengan memperkuat Kedzalimanya.Dalam menyusun fikih Imam hanifah pertama-tama mencari keterangan dari Al-Quran.Bila dalam Al-quran tidak diperoleh beliau mencarinya dalam sunatur-Rasul.Bila ternyata dalam Al-Quran dan Sunatur Rasul pun beliau tidak menemukaannya mak beliau mengambil ket dari Atsharus-Shahabi ucapan atau perbuatan par sahabat.Dalam atssarush-Shahabi itu beliau bebas tidak memilih salah seorang dari mereka.
Perlu pula diketahui Abu hanifah berada pada suatu tempat yang sangat kurang sekali menndapatkanorang yang hafal hadis di bandingkan dengan tempat lainnya yang terkena,sedangkan dalam hal ini,masalah hokum yang yang perlu mendapat penyelesaian selalu ada saja setiap harinya,oleh karena itu Abu Hanifah termasuk seorang imam yang p[aling pandai dalam urusan “qiyas”Selain itu beliau terkenal dalam hal menggunakan cara “ihtisan”
Dalam beberapa persoalan sering terjadi perbedaan pendapat antara Abu Hanifah dengan Qadil,sehingga terjadilah antara keduanya perbedaan fatwa yang dikeluarkanya satu dan lainnya.dalam peristiwa serupa terjadi Abu Hanifah di adukan kepada pemerintah masa itu dan beliau di usulkan agar dilarang mengluarkan fatwa.Tapi rupanya hal itu suatu perkara yang sudah dan sulit untuk dilakukan pemerintah.Abu hanifah bukanlah seorang pengecut dalam mempertahankan hak dan keberaniannya.





Madzhab maliki

Madzhab maliki terambil dari dari nama imam maliki,nama lengkap beliau Abu Abdulah malik Bin Anas bin Mallik beliau dilahirkan di madinah 12 Tahun sesudah imam Abu Hanifah lahir yakni tahun 93H/718M dan wafat pada tahun 179H/793M di Madinah serta dikebumikan di Baqi-Madinah.
Imam maliki menerima hadis hanya dari guru-guru sekitar negeri Hijaj saja,Hadis-hadis yang dipandang shahih yang di riwayatkan imam Maliki ialah yang diterima beliau dari:
1.Nafi dari Abdullah bin Umar
2.Az-Zuhri dari Sali dari abdulah bin Umar
3.Abu Zinad dari Al-A’raj dari abu hurairah.
Dalam menetapkan suatu hokum dasar yang dipergunakan Imam maliki tidak berbeda dengan imam Hanaf,Yakni mula-mula mencari keterangan dari Al-Qur’an dan bila tidak da dicarinya dalam sunnatu Rasul yang Sahih yang beliau peroleh .Dalam hal ini terutama hadis-hadis yang diterima beliau dari gurunya yang ada di negeri hijaj yang tidak kurang dari 25 guru.
Adapun kelainan beliau daripada imam hanafi beliau memandang bahwa amal perbuatan yang dilakukan orang di kota Madinah,adalah suatu hal yang dapat mempengaruhi kedudukan suatu hokum dan patut diperhatikan sebab kota madinah ialah tempat Rasull dan par sahabat tinggal.Para sahabat menerima segala sesuatu yang berkenaan dengan dengan agama yang berkenaan langsung dari Rasullulah.leh karena itu tentulah segala perbuatan yang dilakukan oleh orang madinah itu berasal dari sahabat yang sampai pada mereka sekarang ini secara turun temurun.Terutama perbuatan yang berasal dari perbuatan yang dilakukan oleh Umar I’bnu ‘I-Hatab.demikian pula halnya segala perbuatan para imam yang berada di kota Madinah.
Atas dasar alasan serupa itu pulalah adakalanya imam maliki menolak suatu hadis yang ternyata tidak tampak diamalkan orang madinah.
Selain itu perbedaan Imam Maliki dan Imam hanafi ialah”Apabila tidak terdapat dalam Al-quran ataupun hadis yang berkenaan derngan suatu masalah,Imam maliki mempergunakan jalan “qiyas”untuk memecahkannya dan dalam keduniawian beliau menempuh jalan yang disebut Al Mashalihul I-Mursalah,sedangkan Imam Hanafi dalam hal ini mempergunakan jalan al-Ihtisan.

No comments:

Post a Comment